Oleh: Hanifah Qomariah
Berjilbab saat ini mulai digandrungi kaum hawa. Bisa jadi
ada yang hanya ikut-ikutan trend atau juga yang memang memahami dan ingin
melaksanakan perintah-Nya.
Berbagai jenis dan model jilbab saat ini banyak didapati,
ada yang sesuai dengan syariat ada juga yang tidak. Bahkan terbilang syubhat
jika dipakai, jilbab memang digunakan tapi tidak terhulur sampai ke dada serta
bagian kaki malah tampak ketat dan terlihat.
Banyak kaum hawa yang menyangka bahwa tidak memakai jilbab
adalah dosa kecil. Yang dapat tertutupi dengan pahala yang banyak dari shalat,
puasa, zakat dan haji yang mereka lakukan. Ini adalah cara berpikir yang salah
dan harus diluruskan. Kaum wanita yang tidak memakai jilbab, tidak saja telah
berdosa besar kepada Allah, tetapi telah hapus seluruh pahala amal ibadahnya.
Seperti yang termaktub dalam firman Allah Swt.,
“….. Barang siapa yang mengingkari hukum-hukum syariat Islam sesudah beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Maidah: 5).
“….. Barang siapa yang mengingkari hukum-hukum syariat Islam sesudah beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Maidah: 5).
Na’udzubillah. Semoga kita terjauh dari adzab Allah Swt.,
ada sebuah kisah menggetarkan tentang seorang perempuan yang menganggap bahwa
dosa meninggalkan jilbab itu adalah dosa kecil.
Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah. Ia kadang
menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya, ia tak mau berjilbab.
Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan menjawab ”Insya
Allah yang penting hati dulu yang berjilbab,” (jawaban yang sering terdengar
dari kaum hawa). Sudah banyak orang menanyakan maupun menasehatinya, tapi
jawabannya tetap sama.
Hingga di suatu malam, ia bermimpi sedang di sebuah taman
yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Ia
bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang
sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas dipinggir taman. Semilir
angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya.
Ia tak sendiri. Ada beberapa wanita disitu yang terlihat
juga menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya
sangat bersih seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.
“Assalamu’alaikum, saudariku….”
“Wa’alaikum salam. Selamat datang saudariku.”
“Terima kasih. Apakah ini surga?”
Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan, saudariku. Ini
hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga.”
“Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga
jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini. ”
Wanita itu tersenyum lagi, ”Amalan apa yang bisa membuatmu
kemari, saudariku?”
“Aku selalu menjaga waktu shalat dan aku menambahnya dengan
ibadah sunnah.”
“Alhamdulillah…”
Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang
sangat indah. Pintu itu terbuka. Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di
Taman mulai memasukinya satu-persatu.
“Ayo kita ikuti mereka,” kata wanita itu setengah berlari.
“Ada apa di balik pintu itu?” Katanya sambil mengikuti wanita itu.“Tentu saja
surga saudariku,” larinya semakin cepat. “Tunggu…tunggu aku…”
Dia berlari namun tetap tertinggal, wanita itu hanya
setengah berlari sambil tersenyum kepadanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya
meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak, “Amalan apa yang telah kau lakukan
hingga engkau begitu ringan?” “Sama dengan engkau saudariku,” jawab wanita itu
sambil tersenyum
Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah
melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada
wanita itu. “Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan?” Wanita itu
menatapnya dan tersenyum. Lalu berkata, “Apakah kau tak memperhatikan dirimu,
apa yang membedakan dengan diriku?”
Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.
“Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke
Surga-Nya tanpa jilbab menutup auratmu ?”
Tubuh wanita itu telah melewati pintu. Tapi tiba-tiba
kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata, ”Sungguh sangat
disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini untuk
dirimu. Cukuplah surga hanya sampai hatimu karena niatmu adalah menghijabi
hati.”
Ia tertegun lalu terbangun, beristighfar lalu mengambil air
wudhu. Ia tunaikan shalat malam. Menangis dan menyesali perkataanya dulu.
Berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya.
Saudariku, “Sesungguhnya seorang mukmin dosanya itu bagaikan
bukit besar yang kuatir jatuh padanya, sedang orang kafir memandang dosanya
bagaikan lalat yang hinggap diatas hidungnya.”
Sekarang kaum wanita yang tak mau berjilbab, dapat
menanyakannya ke dalam hati nurani mereka masing-masing. Apakah terasa berdosa
bagaikan gunung yang sewaktu-waktu jatuh menghimpitnya atau bagaikan lalat yang
hinggap dihidung mereka?
Kalau kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, menganggap
enteng dosa mereka bagaikan lalat yang hinggap dihidungnya, maka tak akan
bertobat didalam hidupnya. Atau dalam perkataan lain tidak ada perasaan takut
kepada Allah, sebab itu mereka kekal didalam neraka. Dan mereka tak akan
mendapatkan syafaat atau pertolongan Nabi Muhammad SAW. nanti di akhirat.
Sesungguhnya banyak kaum wanita yang hapus pahala shalatnya
yang hidup di zaman ini dan di zaman yang akan datang. Semata-mata karena
mereka tidak memakai jilbab didalam hidup mereka, telah diisyaratkan Nabi
Muhammad SAW dikala hidup beliau sebagaimana bunyi hadits dibawah ini yang
artinya sbb:
“Ada satu masa yang paling aku takuti, dimana ummatku banyak
yang mendirikan shalat, tetapi sebenarnya mereka bukan mendirikan shalat, dan
neraka jahanamlah bagi mereka”.
Dari hadits diatas, ada sepenggal kalimat “sebenarnya bukan
mendirikan shalat” maksudnya ialah nilai shalat mereka tidak ada disisi Allah.
Karena telah hapus pahalanya disebabkan kaum wanita mengingkari ayat tentang
perintah jilbab.
Begitulah Nabi Muhammad SAW memberi peringatan kepada kita
semua, bahwa banyak ummatnya dari kaum wanita yang masuk neraka biarpun mereka
mendirikan shalat, tetapi tidak memakai jilbab semasa hidupnya. Apakah kita
yang mengaku mencintai sesama ummat Nabi Muhammad SAW akan diam berpangku
tangan membiarkan kaum wanita berada dalam dosa yang bergelimpangan? Tentu
tidak. Mari saling mengingatkan.(Islampos)
No comments:
Post a Comment